Sabtu, 17 November 2012

Pendidikan Agama Islam - Perkembangan Islam Pada Abad Pertengahan


Perkembangan Islam Pada Abad Pertengahan

Sejarah adalah sebuah kenyataan yang terjadi pada masa lampau. Kita sebagai kaum muslimin perlu dan harus mengetahui sejarah perkembangan agama islam yang kita anut dan yakini. Agama yang besar adalah agama yang menghargai sejarah dan jasa para pahlawannya. Pada garis besarnya, sejarah Islam dibagi menjadi tiga periode berikut ini.
1.      Periode klasik (650-1250 M), merupakan zaman kemajuan.
Periode ini dibagi menjadi 2 bagian, Fase ekspansi, integrasi, dan puncak kemajuan, terjadi kira-kira tahun 650-1000 M. dan Fase disintegrasi, terjadi kira-kira pada tahun 1000-1250 M.

2.      Peride pertengahan (1250-1800 M)
Dalam periode ini terdiri atas dua fase, yaitu Fase kemunduran (1250-1500 M) dan Fase tiga kerajaan besar (1500-1800 M), yang mengalami Zaman kemajuan pada tahun 1500-1700 M dan zaman kemunduran 1700-1800 M.

3.      Periode modern (1800-sekarang), merupakan kebangkitan umat islam.
Pemikiran Islam pada zaman inilah disebut pemikiran modern Islam atau pemikiran modern dalam Islam. Pembahasan berikit ini akan menjelaskan perkembangan Islam pada masa pertengahan.
Perkembangan Islam, mengalami dua fase yaitu fase kemajuan dan fase kemunduran. Fase kemajuan terjadi pada tahun 650 -1250 M yang ditandai dengan sangat luasnya kekuasaan Islam, ilmu dan sain mengalami kemajuan dan penyatuan antar wilayah Islam dan fase kemunduran terjadi pada tahun 1250 – 1500 M. yang ditandai dengan kekuasaan Islam terpecah-pecah dan menjadi kerajaan-kerajaan yang terpisah pisah.
Kemunduran Islam pada abad pertengahan, pada umumnya yang menjadi penyebab diantaranya adalah sebagai berikut:
  • Tidak menjaga dengan baik Wilayah kekuasaan yang luas
  • Penduduknya sangat heteregin sehingga mengalami kendala dalam penyatuan
  • Para penguasanya lemah dalam kepemimpinannya
  • Krisis ekonomi
  • Dekadensi moral yang tidak terkendali
  • Apatis dan stagnasi dalam dunia iptek
  • Konflik antar kerajaan Islam
Terlebih lagi setelah, pasukan Mughal yang dipimpin oleh Hulagu Khan berhasil membumihanguskan Baghdad yang merupakan pusat kebudayaan dan peradaban Islam yang kaya dengan ilmu pengetahuan, hal ini terjadi pada tahun 1258 M. Saat itu kekhalifahannya dipimpin oleh khalifah Al Mu’tashim, penguasa terakhir Bani Abbas di Baghdad.
Setelah Baghdad ditaklukkan Hulagu, umat islam dikuasai oleh Hulagu Khan yang beragama Syamanism tersebut, kekuatan politik Islam mengalami kemunduran yang sangat luar biasa. Wilayah kekuasaannya terpecah-pecah dalam beberapa kerajaan kecil yang tidak bisa bersatu, satu dan lainnya saling memerangi. Peninggalan-peninggalan budaya dan peradaban Islam hancur ditambah lagi kehancurannya setelah diserang oleh pasukan yang dipimpin oleh Timur Lenk.
Kerajaan Besar Pada Masa Abad Pertengahan
1.     Kerajaan Usmani
Didirikan oleh Usman, putra Artogol dari kabilah Oghuz di Mongol. Awalnya datang ke Turki untuk meminta suaka politik kepada penguasa Seljuk dari serangan tentara Mongol. Usman dipercaya menjadi panglima perang Dinasti Seljuk menggantikan ayahnya. Setelah Sultan Alauddin wafat, Usman mengambil alih kekuasaan, sejak itu berdirilah Dinasti Usmani.
Dinasti Usmani berbentuk kesultanan yang beribukota di Istanbul, Turki. Berasal dari suku bangsa pengembara yang bermukim di wilayah Asia Tengah, salah satunya suku Kayi. Usman bergelar “Pedisyah Al-Usman”, dibawah kepemimpinannya wilayah kesultanan semakin luas dengan menaklukan beberapa wilayah, seperti Azmir (1327 M), Tharasyanli (1356 M), Iskandar (1338 M), Ankara (1354 M), dan Galipoli (1356 M). Pada masa pemerintahan Muhammad Al-Fatih Kesultanan Usmani mengalami puncak kejayaan, dan dapat menaklukan wilayah Byzantum serta Konstantinopel (1453 M).

A.    Pemerintahan dan Militer
Tingkatan paling tinggi dipegang oleh Sultan, tingkat kedua perdana menteri atau Sadrazan, tingkat ketiga gubernur atau Pasya, tingkat keempat bupati atau As-sawaziq atau Al-alawiyah.
Sistem pemerintahan dan kekuasaan militernya berjalan baik. Muncul kelompok elite militer yang disebut janissary atau inkrisyriyah pada masa Orkhan bin Usman, kelompok ini merupakan kelompok penghancur negeri non-muslim.

B.     Pengetahuan dan Budaya
Terjadi akulturasi dari beberapa negara seiring dengan meluasnya wilayah, yaitu kebudayaan Persia, Byzantium, dan Arab. Rakyat Usmani mengambil ajaran tentang etika dan tat krama dari kebudayaan Persia, organisasi dan kemiliteran dari Byzantum, dan ilmu arsitektur dari Arab. Dari ilmu arsitektur tersebut, berdirilah berbagai masjid yang bagus serta kaligrafi indah.

C.     Agama
Muncul dua aliran tarekat, yaitu Bektsyi yang banyak pengaruhnya dibidang militer, dan Maulawiyah yang banyak pengaruhnya di lingkungan pejabat pemerintahan.

Berikut ini nama–nama 38 penguasa Kesultanan Usmani. Yaitu :
Periode Pertama
1)      Usman I                                                    1299-1324
2)      Orkhan bin Usman                                    1324-1359
3)      Murad bin Orkhan                                    1359-1389
4)      Bayazid bin Murad I                                 1389-1402
Periode Kedua
5)      Muhammad I bin bayazid I                      1403-1421
6)      Murad II BIN Muhammad I                    1421-1451
7)      Muhammad ii alfatih bin murad               1451-1481
8)      Bayazid ii bin Muhammad Ii                    1481-1512
9)      Salim I bin bayazid ii                                1512-1520
10)  Sulaiman al-Qununi bin Salim I                1520-1566
Periode Ketiga
11)  Salmi II bin Sulaiman I                             1566-1574
12)  Murad II bin Salim II                               1574-1595
13)  Muhammad II bin Murad III                    1595-1603
14)  Ahmad I bin Muhammad III                    1603-1617
15)  Mustafa I bin Muhammad III                   1617-1618
16)  Usman II bin Ahmad I                             1618-1622
17)  Mustafa I untuk yang ke-2                       1622-1623
18)  Murad IV bin Ahmad I                            1623-1640
19)  Ibrahin bin Ahmad I                                 1640-1648
20)  Muhammad IV bin Ibrahin                       1648-1687
21)  Sulaiman II                                               1687-1691
22)  Ahmad II bin Ibrahim                               1691-1695
23)  Mustafa II bin Muhammad IV                 1695-1703
Periode Keempat
24)  Ahmad III bin Muhammad IV                 1703-1730
25)  Mahmud I bin Mustafa II                         1730-1754
26)  Usman III bin Mustafa II                         1754-1757
27)  Mustafa II bin Ahmad III                        1757-1774
28)  Abdul Hamid I bin Ahmad III                 1774-1789
29)  Salim III bin Mustafa III                          1789-1807
30)  Mustafa IV bin Abdul Hamid I                1807-1808
31)  Mahmud II bin Abdul Hamid I                1808-1839
Periode Kelima
32)  Abdul Majid bin Mahmud II                    1839-1861
33)  Abdul Aziz bin Mahmud II                      1861-1876
34)  Murad V bin Abdul Majid                        1876
35)  Abdul Hamid III bin Abdul Majid           1876-1909
36)  Muh. V Rasyad bin Abdul Majid             1909-1918
37)  Muh. Wahiduddin bin Abdul Majid         1918-1922
38)  Abdul Majid II sebagai khalifah               1922-1924

2.     Kerajaan Safawi
Didirikan oleh Syah Ismail pada 907 H/1500 M di Tabriz, Persia (Iran). Awalnya sebuah gerakan tarekat yang bernama Safawiyah yang menjadi gerakan politik, dipimpin oleh Syekh Safifuddin Ishaq. Gerakan ini memasuki wilayah politik dan pemerintahan karena merupakan tarekat militer yang para pengikutnya berkeinginan memainkan peran politik untuk memperkokoh kekuasaannya. Kegiatan politik dipertajam pada pemerintahan Ismail, sehingga Ismail dianggap sebagai pendiri Kerajaan Safawi. Dibentuk semacam kesatuan tentara agama atau Qizilbasy (si kepala merah) pada pemerintahan Haidar.
Ismal menerapkan Syiah Isra Asyariah sebagai agama negara. Sebelumnya Persia berada di bawah kekuaaan Suni, maka ia mendatangkan ulama Syiah dari Iraq, Bahrein, dan Libanon untuk tujuannya. Program ini mengalami pertentangan yang berat, karena tidak mudah mengubah ideologi rakyat dari Suni ke Syiah. Banyak pula sastrawan dan ulama Suni yang dibunuh demi penerapan Syiah ini. Syah Ismail terus melanjutkan penaklukan sampai ke seluruh Iran, Heart maupun Diyarbakr (Turki), dan Baghdad dengan dukungan pasukan Qizilbasy.
Pada masa pemerintahan Syah Abbas (1588-1629) Kerajaan Safawi mengalami puncak keemasaan. Tidak hanya meredam konflik internal dan merebut wilayah yang melepaskan diri, tetapi Syah Abbas juga mampu melebarkan wilayahnya ke Tabriz, Sirwan, dan kep.Harmuz, bahkan pelabuhan Bandar Abbas. Syah Abbas ingin melepaskan diri dari ketergantungan dukungan kekuatan militer Qizilbasy, maka ia membentuk kekuatan militer yang terdiri dari budak Kaukakus dan Georgia. Strategi ini berhasil mengusir kekuatan Uzbek di Khirazan pada tahun 1598.

A.    Pemerintahan dan Politik
Terbagi secara horozontal, yaitu didasarkan pada garis kesukuan atau kedaerahan, dan pembagian secara vertikal, yaitu mencakup dua jenis, istana (dargah) dan sekretariat negara (divan atau mamalik). Penyelenggaraan negara dipercayakan kepada para amir (kepala suku) tingkat atas dan wazir (menteri) yang tergabung dalam suatu dewan (jangi). Terdapat lembaga yang tercakup dalam dewan tersebut (majelis nivis) yang terdiri dari sejarawan istana, sekretaris pribadi Syah, dan kepala intelejen.

B.     Ekonomi
Ekonomi dikendalikan langsung oleh pusat. Banyak memperkuat di bidang pertanian dengan memperbanyak pengalihan tanah negara menjadi tanah raja. Pertumbuhan ekonominya semakin baik karena stabilitas keamanan yang dinamis dan situasi dalam negeri yang terkendali. Pelabuhan Bandar Abbas menjadi jalur perdagangan antara Timur dan Barat sehingga sektor perdagangan semakin maju. Di bidang pertanian mengalami kemajuan terutama di daerah Bulan Sabit yang subur.


C.     Ilmu Pengetahuan
Didirikan lembaga pendidikan Syiah oleh Syah Abbas, yaitu sekolah teologi untuk lebih memantapkan akan aliran Syiah. Beberapa nama ilmuwan, sastrawan, dan sejarawan Safawi antara lain, Muhammad bin Husain Al-Amili Al-Juba’i, Muhammad Baqir Astarabadi, Sarudin Muhammad bin Ibrahim Syirazi, dan Muhammad Baqir Majlisi.

D.    Bangunan dan Seni
Kantor, masjid, rumah sakit, dan jembatan raksasa dibangun dengan gaya arsitektur yang indah. Di bidang seni, terlihat dalam kegiatan dan hasil dari kerajinan tangan, keramik, karpet, dan seni lukis
.
3.     Kerajaan Mogul
Didirikan oleh Zahiruddin Babur (1482-1530 M) di India. Babur diwarisi daerah Ferghana dari ayahnya ketika berusia 11 tahun. Berdirinya Kerajaan Mogul di India menimbulkan serangan dari Kerajaan Hindu, serangan ini dapat dikalahkan oleh Babur. Babur memerintah selama 30 tahun, setelah wafat digantikan putranya, Humayun yang hanya memerintah selama 9 tahun karena kondisi dalam negeri tidak aman dengan munculnya pemberontakan. Humayun meninggal dan digantikan oleh anaknya yang berusia 14 tahun, Akbar. Urusan pemerintahan diserahkan kepada Bairam Khan. Ketika Akbar dewasa, ia memperluas wilayah dengan menaklukan daerah Chundar, Ghond, Orisa, dan Asingah. Pemerintahan dijalankan secara militeristik, pemimpin daerah dipimpin ileh seorang komandan (sipah saleh). Terjadi kemajuan di berbagai bidang, misalnya ekonomi dan pertanian, yang dipacu oleh stabilitas politik yang aman dan pemerintahan yang stabil. Karya Malik Muhammad Jayadi yang berjudul “Padmayat” menjadi karya sastra yang paling menonjol. Demikian juga pembangunan masjid indah dan megah yang berlapis mutiara yang disebut “Taj Mahal”.
A.    Politik dan Ekonomi
Stabilitas politik yang aman dan pemerintahan yag stabil, membuat laju perekonomian dan pertanian pun maju. Contohnya biji-bijian dan sayuran serta hasil kerajinan pengolohan kain untuk pakaian maupun gordyn.

B.     Seni dan Budaya
Dalam bidang kesenian yang paling menonjol adalah sastra gubahan penyair Istana, yaitu Malik Muhammad Jayadi dengan karyanya yang berjudul “padyamat”. Demikian juga pembangunan masjid indah dan megah seperti Taj Mahal.
Berikut ini daftar nama-nama para raja yang berjasa di keraajaan Mogul-India :
1)      1526-1530             Zahiruddin Muhammad Babur
2)      1530-1556             Humayun
3)      1605-1627             Akbar Syah
4)      1627-1658             Jahangir
5)      1658-1707             Syeh Jehan
6)      1707-1712             Aurangzeb (Alamgir)
7)       1712-1713             Bahadur Syah I
8)      1713-1719             Jihandar Syah
9)      1719-1748             Farruk Siyar
10)  1748-1754             Muhammad
11)  1754-1759             Ahmad
12)  1759-1806             Alam II
13)  1806-1837             Akbar II
14)  1837-1857             Bahdur Syah II

Manfaat Sejarah Perkembangan Islam Abad Pertengahan :
Ø  Jiwa dan semangat persatuan serta kesatuan yang dibina oleh tiga kerajaan besar dapat membangun kerajaan pada zamannya.
Ø  Kerja keras dan pantang menyerah yang dilakukan oleh rakyat dan pemimpin pada masa pertengahan telah membuahkan hasil yang gemilang.
Ø  Kreativitas dan ketekunan yang dimiliki para ilmuwan pada masa pertengahan telah melahirkan berbagai ilmu pengetahuan dan perkembangan kebudayaan.
Pengaruh Perkembangan Islam Abad Pertengahan  Terhadap Umat Islam di Indonesia :
Ø  Muncul pemahaman dari metode berpikir tradisional menjadi rasional.
Ø  Berkembang pendekatan teologi Asy’ariyah.
Ø  Muncul madzab yang sangat besar yaitu Syafi’i, Maliki, Hambali, dan Hanafi.
Ø  Memberikan pengaruh positif yang memiliki peradaban bagi masyarakat di Indonesia.
Ø  Mengembangkan syiar Islam sehingga nilai-nilai ajaran Islam dapat dianut dan dilaksanakan masyarakat muslim di Indonesia.